KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Pandai, atas
limpahan rahmat dan kekuatan-Nya sehingga Makalah Sejarah ini dapat
diselesaikan.
Sejarah
adalah mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai
proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa
lampau hingga kini. Pengajaran
sejarah di sekolah bertujuan agar siswa memperoleh kemampuan berpikir historis
serta mampu berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa
lampau yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan
dan perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya dalam rangka menemukan
dan dan menumbuhkan jati diri bangsa ditengah-tengah kehidupan masyarakat
dunia.
Semoga makalah ini dapat diterima dan
memberikan manfaat serta dapat meningkatkan hasil proses belajar mengajar yang
maksimal dan upaya peningkatan mutu Sumber Daya Manusia.
Tertanda,
Tim Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara
adalah kerajaan tertua kedua di Indonesia yang
terdapat di Jawa Barat. Berdirinya Kerajaan Tarumanegara diduga bersamaan
dengan Kerajaan Kutai. Bukti yang memperkuat pendapat itu adalah ditemukannya
tujuh prasasti. Ketujuh prasasti itu ditulis menggunakan huruf pallawa dengan
menggunakan bahasa Sanskerta.
1.
Kehidupan Politik
Sumber sejarah mengenai Kerajaan Tarumanegara dapat diketahui dari
prasasti-prasasti yang ditinggalkannya dan berita-berita cina. Berdasarkan
prasasti inilah dapat diketahui bahwa kerajaan Tarumanegara seperti halnya
Kerajaan Kutai mendapat pengaruh kuat dari kerajaan Hindu yang ada diindia
selatan.
Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara berdasarkan
tempat penemuannya, antara lain sebagai berikut.
a.
Prasasti Ciaruteun (Ciampea), ditemukan ditepi Sungai Ciaruteun
(bogor) dekat muaranya dengan Cisadane.
b.
Prasasti Pasir Jambu (Koleangkak), ditemukan didaerah perkebunan
Jambu sekitar 30 km sebelah barat bogor.
c.
Prasasti Kebon Kopi, ini tereletak di Kampung Muara Hilir,
Cibungbulang (bogor). Ditulis dalam bentuk puisi Anustubh.
d.
Prasasti Pasir Awi dan Prasasti Muara Cianten. Kedua prasasti ini
menggunakan aksara yang berbentuk ikal yang belum dapat dibaca, ditemukan
diBogor.
e.
Prasasti Tugu, ditemukan di daerah Tugu (jakarta). Prasasti ini
merupakan prasasti terpanjang dari semua prasasti peninggalan Raja Purnawarman.
Prasasti ini berbentuk puisi Anustubh. Tulisannya dipahatkan pada sebuah batu bulat
panjang secara melingkar.
f.
Prasasti Cidanghiang atau Prasasti Lebak, ditemukan di tepi sungai
Cidanghiang, Kecamatan Munjul, Lebak (Banten).
2.
Kehidupan Sosial-Ekonomi
Dari prasasti Tugu, kita bisa mengetahui bahwa Raja Purnawarman
sangat memerhatikan bidang pertanian. Menurut catatan Fa Hien pun pada abad V
M, aspek kehidupan itu meliputi pertanian, peternakan, perburuan binatang, dan
perdagangan. Komoditas yang diperdagangkan antara lain berupa cula badak,
perak, dan kulit penyu. Sebagai kerajaan Hindu yang beraliran Wisnu,
Tarumanegara juga menjalankan upacara sedekah dengan menyembelih 1.000 ekor
sapi yang diserahkan kepada kaum brahmana yang dilaksanakan pada tahun 417 M
setelah penggalian Sungai Gomati dan Candrabhaga selesai dilaksanakan yang panjangnya
sampai 6.112 tombak atau sekitar 11 km.
3.
Kehidupan Kebudayaan
Masuknya
pengaruh agama dan kebudayaan hindu, memengaruhi kehidupan budaya Kerajaan
Tarumanegara. Pengaruh itu berupa sistem dewa-dewi, bahasa dan sastra,
mitologi, dan upacara. Mitologi yang banyak ditemukan dalam prasasti-prasasti
Tarumanegara adalah Airwata.
B.
Kerajaan Sunda (Pajajaran)
Kerajaan tertua
di Jawa Barat sesudah Taruma adalah Galuh yang kemudian dikenal dengan kerajaan
Pajajaran.
1.
1. Kehidupan Politik
Didalam kitab cerita Parahyangan dikatakan bahwa Sanjaya dianggap
sebagai anak Sanna yang berkuasa di galuh yang seterusnya bahwa Sanjaya adalah
menantu dari raja Sunda bernama Raja Tarusbawa dengan gelar Tohaan (yang
dipertuan di Sunda).
Pusat kerajaan di Palewan Pajajaran, pusat pemerintahan kemudian dipindah ke Kawali. Rajanya diKawali
antara lain Prabu Raja Wastu. Dia diganti Rahyang Dewa Niskala yang kemudian
diganti Sri Baduga Maharaja yang meninggal dalam peristiwa Bubah di Majapahit.
Dibawah Majapahit sebagai raja bawaan putra paduga Maharaja ialah Niskala Watu
Kencana. Karena masih kecil diwakili oleh Hyang Bumisora. Setelah dewasa Wastu
Kencana bisa melepaskan diri dari Majapahit. Dia memerintah paling lama dan
Raja ini diganti putranya Ningrat Kencana tetapi keadaan makin mundur.
Pengganti-penggantinya adalah Jayadewata dan Prabu Surawisesa. Keadaan makin
mundur dan akhirnya ditundukan oleh Kerajaan Banten.
2. 2. Kehidupan Ekonomi
Sudah berkembang maju. Memiliki 6 pelabuhan penting. Perdagangan
sampai ke Kepulauan Maladewa. Komoditi ekspor berupa beras dan lada, mata uang
Cina sebagai alat tukarnya. Selain jalan laut atau sungai dipergunakan jalan
darat yang berpusat di Pakwan untuk menjangkau kebutuhan penduduk.
3.
3. Kehidupan Sosial dan Budaya
Kebudayaan
masyarakat masih sederhana dan nomaden sehingga sulit menemukan hasil
peninggalannya. Hasil peninggalannya berupa arca Wisnu di Cibuaya dan arca
Rajasa yang menunjukan agama yang dianut adalah Hindu Waisnawa.
Prasasti-prasasti
yang ditemukan di kerajaan Pajajaran, yaitu sebagai berikut.
1.
Prasasti Sang Hyang Tapak, yang isinya menyebut nama Maharaja Sri
Jayabhupati yang berkuasa di Parahyangan, Sunda.
2.
Prasasti Canggal, yang isinya menyebut Sanjaya adalah anak dari
Sanaha yang merupakan saudara dari Sanna (seorang raja).
3.
Cerita Parahyangan yang menyebut raja-raja yang memerintah Kerajaan
Sunda.
4.
Berita Tome Pires (Portugis) menyebutkan kerajaan yang berkuasa di
Jawa Barat adalah Sunda yang mengadakan hubungan dengan Portugis.
DAFTAR PUSTAKA
Baduka, I Wayan, Sejarah Nasional dan Umum,
Jakarta: Erlangga, 2000.
Lukman,
Asep dan Yanyan Hardiana, Sejarah Nasional dan Umum Indonesia II, Bandung: Grafindo
Mediatama, 1997.
Notosusanto, Nugroho, Sejarah Nasional II,
Jakarta: Depdikbud, 1992.
Poesponegoro,
Marwati Djoned dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional II, Jakarta:
Depdikbud, 1992.
Puar, Yusuf Abdullah, Masuknya Islam ke Indonesia,
Jakarta: CV Indrajaya, 1985.
Tarusena, Memahami Sejarah SMA dan MA untuk Kelas XI Semester
1 dan 2 Program IPS, Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
Tharniend R., Nico, Sejarah II, Jakarta: Yudhistira, 2000.
0 komentar:
Posting Komentar