Minggu, 03 Januari 2016

Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda

Diposting oleh Mukaramah di 21.00


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Pandai, atas limpahan rahmat dan kekuatan-Nya sehingga Makalah Sejarah ini dapat diselesaikan.
Sejarah adalah mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga kini. Pengajaran sejarah di sekolah bertujuan agar siswa memperoleh kemampuan berpikir historis serta mampu berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya dalam rangka menemukan dan dan menumbuhkan jati diri bangsa ditengah-tengah kehidupan masyarakat dunia.
    Semoga makalah ini dapat diterima dan memberikan manfaat serta dapat meningkatkan hasil proses belajar mengajar yang maksimal dan upaya peningkatan mutu Sumber Daya Manusia.

Tertanda,


Tim Penulis






 BAB II
PEMBAHASAN
A.  Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan tertua kedua di Indonesia yang terdapat di Jawa Barat. Berdirinya Kerajaan Tarumanegara diduga bersamaan dengan Kerajaan Kutai. Bukti yang memperkuat pendapat itu adalah ditemukannya tujuh prasasti. Ketujuh prasasti itu ditulis menggunakan huruf pallawa dengan menggunakan bahasa Sanskerta.
1.      Kehidupan Politik
Sumber sejarah mengenai Kerajaan Tarumanegara dapat diketahui dari prasasti-prasasti yang ditinggalkannya dan berita-berita cina. Berdasarkan prasasti inilah dapat diketahui bahwa kerajaan Tarumanegara seperti halnya Kerajaan Kutai mendapat pengaruh kuat dari kerajaan Hindu yang ada diindia selatan.
Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara berdasarkan tempat penemuannya, antara lain sebagai berikut.
a.       Prasasti Ciaruteun (Ciampea), ditemukan ditepi Sungai Ciaruteun (bogor) dekat muaranya dengan Cisadane.
b.      Prasasti Pasir Jambu (Koleangkak), ditemukan didaerah perkebunan Jambu sekitar 30 km sebelah barat bogor.
c.       Prasasti Kebon Kopi, ini tereletak di Kampung Muara Hilir, Cibungbulang (bogor). Ditulis dalam bentuk puisi Anustubh.
d.      Prasasti Pasir Awi dan Prasasti Muara Cianten. Kedua prasasti ini menggunakan aksara yang berbentuk ikal yang belum dapat dibaca, ditemukan diBogor.
e.       Prasasti Tugu, ditemukan di daerah Tugu (jakarta). Prasasti ini merupakan prasasti terpanjang dari semua prasasti peninggalan Raja Purnawarman. Prasasti ini berbentuk puisi Anustubh. Tulisannya dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang secara melingkar.
f.       Prasasti Cidanghiang atau Prasasti Lebak, ditemukan di tepi sungai Cidanghiang, Kecamatan Munjul, Lebak (Banten).
2.      Kehidupan Sosial-Ekonomi
Dari prasasti Tugu, kita bisa mengetahui bahwa Raja Purnawarman sangat memerhatikan bidang pertanian. Menurut catatan Fa Hien pun pada abad V M, aspek kehidupan itu meliputi pertanian, peternakan, perburuan binatang, dan perdagangan. Komoditas yang diperdagangkan antara lain berupa cula badak, perak, dan kulit penyu. Sebagai kerajaan Hindu yang beraliran Wisnu, Tarumanegara juga menjalankan upacara sedekah dengan menyembelih 1.000 ekor sapi yang diserahkan kepada kaum brahmana yang dilaksanakan pada tahun 417 M setelah penggalian Sungai Gomati dan Candrabhaga selesai dilaksanakan yang panjangnya sampai 6.112 tombak atau sekitar 11 km.
3.      Kehidupan Kebudayaan
Masuknya pengaruh agama dan kebudayaan hindu, memengaruhi kehidupan budaya Kerajaan Tarumanegara. Pengaruh itu berupa sistem dewa-dewi, bahasa dan sastra, mitologi, dan upacara. Mitologi yang banyak ditemukan dalam prasasti-prasasti Tarumanegara adalah Airwata.
B.  Kerajaan Sunda (Pajajaran)
Kerajaan tertua di Jawa Barat sesudah Taruma adalah Galuh yang kemudian dikenal dengan kerajaan Pajajaran.
1.      1. Kehidupan Politik
Didalam kitab cerita Parahyangan dikatakan bahwa Sanjaya dianggap sebagai anak Sanna yang berkuasa di galuh yang seterusnya bahwa Sanjaya adalah menantu dari raja Sunda bernama Raja Tarusbawa dengan gelar Tohaan (yang dipertuan di Sunda).
Pusat kerajaan di Palewan Pajajaran, pusat pemerintahan  kemudian dipindah ke Kawali. Rajanya diKawali antara lain Prabu Raja Wastu. Dia diganti Rahyang Dewa Niskala yang kemudian diganti Sri Baduga Maharaja yang meninggal dalam peristiwa Bubah di Majapahit. Dibawah Majapahit sebagai raja bawaan putra paduga Maharaja ialah Niskala Watu Kencana. Karena masih kecil diwakili oleh Hyang Bumisora. Setelah dewasa Wastu Kencana bisa melepaskan diri dari Majapahit. Dia memerintah paling lama dan Raja ini diganti putranya Ningrat Kencana tetapi keadaan makin mundur. Pengganti-penggantinya adalah Jayadewata dan Prabu Surawisesa. Keadaan makin mundur dan akhirnya ditundukan oleh Kerajaan Banten.
2.      2. Kehidupan Ekonomi
Sudah berkembang maju. Memiliki 6 pelabuhan penting. Perdagangan sampai ke Kepulauan Maladewa. Komoditi ekspor berupa beras dan lada, mata uang Cina sebagai alat tukarnya. Selain jalan laut atau sungai dipergunakan jalan darat yang berpusat di Pakwan untuk menjangkau kebutuhan penduduk.
3.      3. Kehidupan Sosial dan Budaya
Kebudayaan masyarakat masih sederhana dan nomaden sehingga sulit menemukan hasil peninggalannya. Hasil peninggalannya berupa arca Wisnu di Cibuaya dan arca Rajasa yang menunjukan agama yang dianut adalah Hindu Waisnawa.
Prasasti-prasasti yang ditemukan di kerajaan Pajajaran, yaitu sebagai berikut.
1.      Prasasti Sang Hyang Tapak, yang isinya menyebut nama Maharaja Sri Jayabhupati yang berkuasa di Parahyangan, Sunda.
2.      Prasasti Canggal, yang isinya menyebut Sanjaya adalah anak dari Sanaha yang merupakan saudara dari Sanna (seorang raja).
3.      Cerita Parahyangan yang menyebut raja-raja yang memerintah Kerajaan Sunda.
4.      Berita Tome Pires (Portugis) menyebutkan kerajaan yang berkuasa di Jawa Barat adalah Sunda yang mengadakan hubungan dengan Portugis.


DAFTAR PUSTAKA
Baduka, I Wayan, Sejarah Nasional dan Umum, Jakarta: Erlangga, 2000.
Lukman, Asep dan Yanyan Hardiana, Sejarah Nasional dan Umum Indonesia II, Bandung: Grafindo Mediatama, 1997.

Notosusanto, Nugroho, Sejarah Nasional II, Jakarta: Depdikbud, 1992.
Poesponegoro, Marwati Djoned dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional II, Jakarta: Depdikbud, 1992.

Puar, Yusuf Abdullah, Masuknya Islam ke Indonesia, Jakarta: CV Indrajaya, 1985.
Tarusena, Memahami Sejarah SMA dan MA untuk Kelas XI Semester 1 dan 2 Program IPS, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
Tharniend R., Nico, Sejarah II, Jakarta: Yudhistira, 2000.











0 komentar:

 

Kumpulan Makalah, Artikel, dan Karya Tulis Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea