KREATIFITAS, KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
DI MAHAD AL-JAMI’AH
Meskipun
tema yang saya ambil ini termasuk hal-hal yang kecil, namun dari hal-hal yang
kecil ini dululah kita belajar agar dapat mengerjakan hal-hal yang lebih besar.
Sebagai salah satu member yang tinggal di Mahad Al-Jami’ah, banyak
permasalahan-permasalahan yang terjadi termasuk dalam tema ini, yang sering
saya lihat dan amati, dan mungkin pernah saya pernah alami. untuk itu saya akan
memaparkannya sekaligus memberi solusi, agar kedepannya Mahad Al-Jami’ah bisa
menjadi lebih baik lagi.
A.
Kreatifitas
Awal-awal tinggal di Mahad Al-Jami’ah, kami banyak ditawarkan untuk
mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di kampus, dan juga wajib mengikuti
kegiatan yang ada di Mahad. Salah satu kegiatan di Mahad adalah tentang
Kreatifitas dan kesenian, yaitu dengan memilih hal-hal yang disukai. Namun,
pada akhirnya kegiatan ini tidak
berjalan dengan baik. Faktor-faktornya adalah karena:
1.
Kurangnya fasilitas, seperti alat habsyi, dll.
2.
Tidak konsisten, kurangnya komitmen serta kurangnya disiplin pada
member yang mengikuti kegiatan tersebut, seperti waktu yang tidak ditentukan
sehingga saling tunggu-menunggu, dan ini sangat membuang-buang waktu dan banyak
member yang kadang minggu ini hadir dan minggu selanjutnya tidak.
3.
Kurangnya pelatih. Karena, seperti yang saya alami, pelatihnya
adalah dari member itu sendiri, dan yang memiliki kemampuan seperti dia
tidaklah banyak, sehingga sangat membebani dia.
Melihat hal tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, agar
kedepannya tidak terjadi hal seperti ini lagi, yaitu:
1.
Sebelum menentukan kegiatan, usahakan fasilitas sudah ada. Mungkin
dari pembina Mahad bisa membantu dalam mendanai agar tidak pinjam
kesana-kemari.
2.
Disiplin dan komitmen sangatlah penting. Untuk itu, setiap kegiatan
haruslah ditentukan jam dan tempat latihannya, dan setiap anggota haruslah
mempunyai kontak temannya yang lain, hal ini agar bisa saling mengingatkan
antar anggota akan tanggung jawabnya serta menumbuhkan kekompakan dan kerja
sama dalam tim.
3.
Sudah memiliki pelatih dalam setiap bidang. Tidak masalah jika
member yang bisa itu mengajari temannya, tapi kadang karena terlalu banyak yang
diajari, jadi membebani dia dan akan malas mengajar di minggu selanjutnya, atau
pelatihnya bisa dari devisi kreatifitas dan kesenian itu sendiri, untuk itu
yang menjadi devisi kreatifitas dan kesenian haruslah yang juga pandai dalam
hal kreatifitas dan kesenian atau sebelum memilih devisi kreatifitas dan
kesenian, semua musyrif/musyrifah mendapat pelatihan dulu, atau juga bisa dari
pembina Mahad yang memberikan seorang pelatih.
Setiap kegiatan memang harus ada yang mengawasi dan memantau, agar
kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Dan kalau
boleh, kegiatan dari devisi Kreatifis dan Kesinian ini bisa dijadikan sebagai
persiapan untuk Fantastic Islamic Concert, sehingga latihannya bisa lebih lama
dan matang, dan ketika akan dilaksanakan Fantastic Islamic Concert tidak perlu
lagi diadakan test-test dan babak penyisihin segala.
B.
Kebersihan
Seperti yang kita ketahui, meskipun Mahad Al-Jami’ah mempunyai
petugas bersih-bersih, namun cinta lingkungan dan kebersihan juga harus
ditumbuhkan dalam diri setiap member, karena kebersihan itu sebagian dari Iman.
Untuk itu saya akan memaparkan sedikit permasalahan dari hal ini:
1.
Paman-paman yang bersih-bersih, hanya membersihkan koridor dan
halaman saja, tidak termasuk dapur dan
kamar mandi.
2.
Bersih-bersih hanya ketika disuruh bersih-besih saja. Bahkan ketika
ada kegiatan bersih-bersih di hari minggu, harusnya memang sudah dibagi
tugas-tugasnya, sehingga tidak usah lagi bolak-balik turun tangga, hanya untuk
mendengarkan pembagian tugas bersih-bersih.
3.
Kurangnya rasa peduli terhadap lingkungan.
Melihat permasalahan-permasalahan seperti itu, mungkin kita dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut ini agar tidak terulang lagi nanti:
1.
Untuk tempat-tempat yang tidak dibersihkan oleh paman-paman, maka
dibuatlah daftar tugas membersihkannya seperti untuk di kamar mandi dan di
dapur. Untuk di kamar mandi, mungkin tidak usah ditulis nama, tapi kamar berapa
yang membersihkannya, karena jika terjadi rolling kamar lagi, maka tidak perlu
mengubah-ubah nama-namanya lagi. Seperti, kamar mandi A, dibersihkan oleh kamar
no 1, jadi sudah ada tanggung jawabnya, dan jika tidak melaksanakan dapat
diberi sanksi. Sanksinya dapat berupa menghapal ayat atau hadits tentang
kebersihan, membuat puisi atau tulisan sebagainya tentang kebersihan
menggunakan bahasa Inggris atau Arab, dan mungkin juga bisa diberi denda dengan
membelikan alat-alat atau perlengkapan untuk bersih-bersih. Begitu juga dengan
di dapur, namun di dapur ini bisa ditulis dengan nama-nama orang yang mempunyai
alat masak seperti kompor dan sering memasak di dapur dan sanksinya juga bisa
seperti yang kamar mandi tadi.
2.
Karena jadwal bersih-bersih bersama hanya 2 minggu sekali, maka yang
harus dibersihkan hanya selain di kamar mandi dan dapur, yaitu halaman yang
mencakup tempat wudhu, nyuci baju dan piring, tempat jemuran, halam depan,
belakang, samping, kolam renang, dan parkiran. Bersih-bersih bersama berlaku
bagi semua member, dan pembagian tugasnya mungkin sudah dipersiapkan oleh
devisi kebersihan dan diumumkan setelah sholat subuh di masjid, waktu
pelaksanaanyapun harus fix. Jadi, ketika sudah ditentukan siapa dan dimana
bertugas, yang telatpun akan lama juga membersihkannya.
3.
Setiap orang memang memiliki kepribadian dan pemikiran yang
berbeda-beda. Sadar akan cinta lingkungan memang tidak dapat dipaksakan, karena
harus dari individu itu masing-masing. Jadi, mungkin dengan contoh perilaku
dari musyrif/musyrifahnya itu sendiri, harus sering dapat pencerahan dari
nasihat pembina Mahad, dan jika tidak melaksanakan tugas atau kepergok
mengotori area di sekitar Mahad, maka dapat diberikan sanksi agar jera.
C.
Keamanan
Alhamdulillah, karena sekarang sudah dipasang pagar jadi tambah
merasa aman. Mungkin, sedikit permasalahannya adalah sebagai berikut:
1.
Member yang kadang kalau nginap di luar, tidak izin, bahkan
meskipun izin kadang izinnya tidak sesuai dengan kenyataan.
2.
Keamanannya masih kurang tegas, apalagi dalam sanksi.
Untuk itu, solusinya mungkin dengan cara sebagai berikut:
1.
Setiap musyrif/musyrifah memiliki kontak masing-masing dari
membernya, dan dibuatkan kertas batas izin untuk menginap diluar, dan jika
melebihi batas maka tidak ada lagi perizinan.
2.
Menjadi devisi keamanan memang harus tegas, baik dalam sikap dan
sanksi. Jangan memihak beberapa orang, dan setiap peraturan harus dijalankan
dengan semestinya.
Language Performance Night (LPN) every saturday night |
0 komentar:
Posting Komentar